Kelas Menengah RI Beli AC, Konsumsi Listrik Makin Boros
Jakarta - Subsidi listrik terus naik dari tahun ke tahun dari Rp 65,01 triliun di 2012 menjadi Rp 80,937 triliun di 2013. Penyebabnya, makin banyak masyarakat kelas menengah yang pasang pendingin ruangan atau AC.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16\/8\/2012).
\\\"Saya punya data, kelompok menengah Indonesia besar sekali. Dulu tidak punya AC, sekarang pasang AC. Dulu AC satu, sekarang AC ada lima. Itu menguras listrik banyak sekali. Kita akan menaikkan harga listrik, menurut saya wajar,\\\" ujar Rudi.
Dikatakan Rudi, subsidi energi termasuk BBM dan listrik memang tidak sempurna sasaran. Banyak masyarakat dari kalangan bisa menerima subsidi BBM.
\\\"Masa orang punya kolam renang di rumahnya dapat subsidi listrik? Tidak benar,\\\" kata Rudi.
Pemerintah dikala ini sedang menghitung, jenis pelanggan PLN yang mana yang akan dinaikkan tarif listriknya. Tidak mungkin pelanggan kaya dengan daya listrik besar menerima subsidi.
Anggaran subsidi energi untuk 2013 direncanakan bakal mencapai Rp 274,743 triliun, naik dari 2012 yang sebesar Rp 202,4 triliun. Besaran subsidi ini membuat Indonesia tidak mempunya anggaran yang besar untuk membangun sarana infrastruktur.
Di daerah yang sama, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) tahun depan totalnya sekitar 10%. Namun kenaikan dilakukan bertahap setiap 3 bulan sekali.
\\\"Tarif listrik nanti dibahas bersama dengan Dewan, mungkin dalam satu tahun itu bertahap, mungkin sekitar 10 persen, jadi tidak terlalu berat, tapi juga harus dibahas,\\\" kata Hatta.
Hatta mengatakan, nanti struktur kenaikan TTL akan dibahas antara Komisi VII DPR dengan PLN. Pelanggan listrik mana saja yang tarifnya akan dinaikkan.
Sebelumnya, Presiden SBY mengatakan, untuk menekan anggaran subsidi listrik yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah bakal mengusulkan tarif listrik di 2013 naik tiap triwulan (3 bulan).
\\\"Dalam rangka menurunkan beban subsidi energi, khususnya subsidi listrik, dalam tahun 2013 pemerintah mengusulkan kepada Dewan (DPR) yang terhormat rencana penurunan beban subsidi listrik, melalui pembiasaan tarif tenaga listrik (TTL) secara otomatis setiap triwulan, mulai bulan Januari 2013,\\\" tegas SBY.
Penyesuaian tarif listrik dilakukan secara otomatis secara terencana ini menurut SBY diterapkan oleh banyak negara di dunia, antara lain alasannya yaitu beban bagi konsumen terasa lebih ringan dibanding dengan pembiasaan yang hanya dilakukan setiap satu tahun atau lebih. Namun SBY belum menyatakan besaran kenaikan tarif listrik yang diusulkan tahun depan.
Sebagai tambahan, tahun ini juga pemerintah mengusulkan kenaikan TTL, namun ditolak oleh DPR. Sehingga rencana kenaikan TTL tahun ini batal.