Menyimpan dan Berganti Pakaian di Walk-in-closet
Walk-in-closet merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai area penyimpanan yang cukup luas untuk menampung pakaian, aksesori, serta perlengkapan lainnya ibarat selimut dan handuk. Di ruangan ini, lemari menjadi komponen utama yang biasanya diletakkan secara melingkar sehingga menyisakan area kosong di bab tengahnya yang memiliki kegunaan untuk daerah berganti pakaian.
Letak walk-in-closet ini biasanya tidak jauh dari ruang tidur dan berdekatan dengan kamar mandi atau menjadi penghubung di antara keduanya. Posisi ibarat ini memiliki kegunaan untuk memfasilitasi pemilik rumah berkemas-kemas setelah melaksanakan acara mandi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat walk-in-closet ini, di antaranya yaitu menentukan luas ruangan dan kebutuhan yang diinginkan. Ukuran ideal untuk walk-in-closet yaitu 3 m × 4 m. Tapi, bila tak tersedia, ruang sisa berukuran 2 m × 2,5 m juga mampu dijadikan walk-in-closet.
Hal berikutnya yaitu menentukan kebutuhan. Bila hanya ingin menyimpan pakaian, maka buatlah lebih banyak lemari ibarat lemari berlaci dan lemari menggantung. Kalau ingin menyimpan sepatu juga, tambahkan rak sepatu tertutup.
Lemari dengan laci besar perlu ditambahkan bila ingin menyimpan sprei, bedcover, dan selimut. Tapi, lebarnya diubahsuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Sediakan pula daerah penyimpanan khusus untuk menyimpan komplemen biar tidak tersebar dan berantakan.
Selain itu, hadirkan meja rias beserta cerminnya untuk kenyamanan merias diri. Bila tidak muat, tempatkan meja rias di luar area berganti pakaian.
Setelah menentukan luas dan kebutuhan, hal lain yang perlu diperhatikan juga yaitu mengenai material dari walk-in-closet tersebut. Multipleks merupakan komponen dasar yang banyak digunakan orang alasannya yaitu harganya yang terjangkau dan berkualitas baik.
Untuk pelapis, PVC atau tacon dapat dijadikan sebagai pilihan yang cukup ekonomis. Sementara untuk finishing mampu menggunakan pelitur, melamik, PU, atau duco.
Gunakan warna jelas ibarat putih untuk menunjukkan kesan terang. Sebaliknya, hindari penggunaan warna hitam alasannya yaitu akan membuat ruangan terasa sesak. Gunakan warna cokelat atau emas sebagai aksen untuk membuat kesan mewah dan hangat.
Perlukah pintu pada walk-in-closet? Agar ruangan ini tidak berdebu atau untuk menjaga privasi, maka pintu dapat digunakan sebagai pembatasnya. Bila ruangan sempit, tidak perlu menggunakan pintu atau gunakan pintu geser yang hemat tempat.
Bagi penderita asma, sebaiknya gunakan pintu pada walk-in-closet-nya. Lemari dan daerah penyimpanan merupakan hal yang mudah sekali menyimpan bubuk sehingga bila menggunakan pintu, debu-debu tersebut tidak akan beterbangan ke ruang lainnya.
Letak walk-in-closet ini biasanya tidak jauh dari ruang tidur dan berdekatan dengan kamar mandi atau menjadi penghubung di antara keduanya. Posisi ibarat ini memiliki kegunaan untuk memfasilitasi pemilik rumah berkemas-kemas setelah melaksanakan acara mandi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat walk-in-closet ini, di antaranya yaitu menentukan luas ruangan dan kebutuhan yang diinginkan. Ukuran ideal untuk walk-in-closet yaitu 3 m × 4 m. Tapi, bila tak tersedia, ruang sisa berukuran 2 m × 2,5 m juga mampu dijadikan walk-in-closet.
Hal berikutnya yaitu menentukan kebutuhan. Bila hanya ingin menyimpan pakaian, maka buatlah lebih banyak lemari ibarat lemari berlaci dan lemari menggantung. Kalau ingin menyimpan sepatu juga, tambahkan rak sepatu tertutup.
Lemari dengan laci besar perlu ditambahkan bila ingin menyimpan sprei, bedcover, dan selimut. Tapi, lebarnya diubahsuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Sediakan pula daerah penyimpanan khusus untuk menyimpan komplemen biar tidak tersebar dan berantakan.
Selain itu, hadirkan meja rias beserta cerminnya untuk kenyamanan merias diri. Bila tidak muat, tempatkan meja rias di luar area berganti pakaian.
Setelah menentukan luas dan kebutuhan, hal lain yang perlu diperhatikan juga yaitu mengenai material dari walk-in-closet tersebut. Multipleks merupakan komponen dasar yang banyak digunakan orang alasannya yaitu harganya yang terjangkau dan berkualitas baik.
Untuk pelapis, PVC atau tacon dapat dijadikan sebagai pilihan yang cukup ekonomis. Sementara untuk finishing mampu menggunakan pelitur, melamik, PU, atau duco.
Gunakan warna jelas ibarat putih untuk menunjukkan kesan terang. Sebaliknya, hindari penggunaan warna hitam alasannya yaitu akan membuat ruangan terasa sesak. Gunakan warna cokelat atau emas sebagai aksen untuk membuat kesan mewah dan hangat.
Perlukah pintu pada walk-in-closet? Agar ruangan ini tidak berdebu atau untuk menjaga privasi, maka pintu dapat digunakan sebagai pembatasnya. Bila ruangan sempit, tidak perlu menggunakan pintu atau gunakan pintu geser yang hemat tempat.
Bagi penderita asma, sebaiknya gunakan pintu pada walk-in-closet-nya. Lemari dan daerah penyimpanan merupakan hal yang mudah sekali menyimpan bubuk sehingga bila menggunakan pintu, debu-debu tersebut tidak akan beterbangan ke ruang lainnya.