Pekerjaan Pengecoran Kolom Pada Proyek Gedung Bertingkat

Membangun rumah yang baik tentunya harus mengetahui teknik untuk membangun rumah secara sederhana. Dikutip dari www.ajar-tekniksipil.id. |

Kolom yakni komponen struktur yang memikul beban tekan sentris atau beban tekan eksentris yang merupakan penyaluran dari plat dan balok ke pondasi. Pada struktur yang sederhana , kolom merupakan bagian dari struktur rangka. Bila pada kolom bagian atas dan bawah berafiliasi kaku dengan komponen horizontal atau disebut balok , maka tegangan yang bekerja pada kolom yakni selain tegangan aksial juga terdiri dari tegangan yang disebabkan oleh momen lentur.
Dalam pekerjaan kolom ada beberapa tahapan antara lain yakni pemahaman shop drawing/gambar kerja , penentuan as kolom , penulangan kolom , pembuatan bekisting kolom , pemasangan bekisting kolom ,  pengecoran kolom , dan pembongkaran bekisting kolom.


1.Penentuan As Kolom/Marking Kolom
Pekerjaan marking kolom yakni penentuan letak kolom semoga sesuai dengan gambar yang ada sehingga letak kolom tetap lurus dari lantai bawah hingga lantai atas. Pekerjaan marking kolom dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan alat ukur theodolite , meteran , dan alat sipat.
Langkah marking kolom yakni dengan mendirikan alat pada titik teladan yang telah mempunyai tembakan ikatan backside dan sudut bukaan alat terhadap backside. Minimal mempunyai 2 backside sebagai cadangan kalau suatu ketika 1 backside terhalang bisa menggunakan backside lainnya. Masing-masing surveyor mempunyai caranya sendiri untuk menentukan dan memilih backside. Umumnya dipilih menara/penangkal petir gedung tinggi yang nantinya bisa terlihat hingga bangunan selesai hingga atap. Langkah selanjutnya pemberian garis teladan yang digunakan untuk penyikuan dengan meminjam sejauh 1 m dari as rencana. Setelah itu bisa menggunakan garis teladan tersebut untuk menandai keempat sisi kolom/ center kolom kalau menggunakan kolom bulat.
Sering bertumbuhnya bangunan as yang berada di lantai sebelumnya perlu dinaikan menggunkan sistem blackout untuk melihat titik teladan sebelumnya di bawah. Setelah itu kembali ke langkah awal untuk backside ke 2 titik dan begitu seterusnya.
2. Pemasangan Tulangan Kolom
Pembesian atau pabrikasi kolom merupakan acara merakit besi yang digunakan untuk pembesian kolom. Biasa lebih dikenal penulangan , karena besi-besi yang dirakit berfungsi sebagai tulangan semoga kolom bisa menopang beban berat. Proses pabrikasi ini dilakukan pada kawasan yang berjulukan direksi kit/ bengkel besi yang berfungsi sebagai kawasan pabrikasi penulangan. Tulangan yang digunakan merupakan tulangan jenis ulir dengan besi yang memenuhi standar nasional Indonesia (SNI).

3. Pemasangan Sepatu Kolom
Setelah selesai dalam penyambungan tulangan kolom , pekerjaan selanjutnya yakni pemasangan sepatu kolom. Sepatu Kolom ini berfungsi sebagai pembatas atau dudukan bekisting kolom. Sepatu kolom dipasang tepat pada garis marking yang dibuat oleh surveyor.
Pengecekan kelurusan pemasangan sepatu kolom dilaksanakan ketika pengerjaan penyambungan tangkai sepatu kolom dengan tulangan utam kolom sehinggga permukaan luar sepatu kolom tepat segaris dengan marking sisi luar kolom. Pengecekan ini harus dilakukan secara teliti karena akan sangat berpengaruh pada hasil final pengerjaan konstruksi kolom.

4. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting yakni media pembentuk suatu struktur beton yang mulanya berbentuk cair hingga menjadi beton tepat dengan kuat tekan sesuai rencana.
Pemasangan bekisting kolom bisa dilakukan kalau sepatu kolom yakni sebagai pembatas posisi bekisting semoga tetap pada marking/tanda yang sudah dibuat oleh surveyor. Sepatu kolom sendiri dibuat dengan cara pengeboran pada 4 sudu marking kolom pada plat dan dimasukkan potongan besi D10 pada lubang tersebut.
Bekisting yang didirikan dan dipasang harus mempunyai syarat-syarat yang wajib dipenuhi yaitu harus bisa menahan berat sendiri , bisa menahan berat beton dalam keadaan basah , beban hidup dari pekerja dan alat , fasilitas dalam pemasangan dan pembongkaran , tidak bocor dan tidak mudah berubah bentuk.
Struktur bekisting menggunakan multiplek ukuran 12 mm dengan bahan plywood dan perkuatan kayu sebagai pengaku bekisting. Hal ini dimaksudkan semoga lendutan yang terjadi tidak terlalu besar sehingga bentuk masih tetap terjaga ketika bekisting tertimpa beban. pemilihan material kayu juga penting karena dibutuhkan yang berkualitas baik.

5. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum pengecoran dimulai , persiapan yang perlu dilakukan yakni menyiapkan alat pendukung yaitu vibrator , ceklis kelengkapan tulangan dan beton decking , cek ketegakan dan kekokohan bekisting dan cek kebersihan area pengecoran. Ada baiknya dilakukan penyiraman pada bidang penyambungan beton dengan lem beton sebagai perekat untuk beton baru.
Langkah langkah pengecoran kolom yaitu:

  • Beton ready mix yang datang di cek slump terlebih dahulu dengan persyaratan nilai slump 10 + 2 cm.
  • Sesaat sebelum pengecoran dilakukan perlu menyiramkan air ke dalam bekisting dan tulangan yang ada semoga kotoran tidak menempel dan dibutuhkan bekisting cukup basah semoga tidak menyerap air ke dalam bekisting dan tulangan yang ada semoga kotoran tidak menempel dan dibutuhkan bekisting cukup basah semoga tidak menyerap air semen pada beton nantinya.
  • Setelah semua siap , tim pengecoran menuangkan beton ke dalam bucket kemudian diangkat menggunakan TC. operator bucket yang berada di atas bucket bertugas membuka pintu bucket dan mengkoordinasikan dengan operator TC semoga pengangkatan tepat pada kolom yang dicor. Tinggi jatuh beton yaitu 1-1 ,5 m di atas lantai/ beton lama. Jika tidak dapat menjangkau maka ditambahkan selang tremi semoga syarat ketinggian jatuh beton terjaga.
  • Ketika pengecoran berlangsung. pekerja lain menggunakan alat vibrator untuk memadatkan beton. Dan bertugas memberi instruksi pada operator bucket ketika pengecoran sudah cukup.
Demikian langkah-langkah persiapan pengecoran kolom pada gedung bertingkat , semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel