Rumah Kesepuhan Cirebon

 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan tapak sejarah penting. Ia merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa Barat. Mula didirikan oleh Pangeran Cakrabuwana dengan nama Keraton Pakungwati, kemudian diperluas dan diperbaharui oleh Sunan Gunung Jati pada 1483 M. Kini, keraton masih lestari dengan segenap peninggalannya dan arsitektur yang bernilai tinggi.

Arsitektur Unik

Salah satu artefak akulturasi budaya itu yakni Keraton Kasepuhan. Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkan banyak sekali macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. 

 Arsitektur Dalam Rumah Kesepuhan Cirebon

 -Bangunan Pancaratna

 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon


Berada di kiri depan kompleks arah barat, berdenah persegi panjang, dengan ukuran 8 x 8 m. Lantai tegel, konstruksi atap ditunjang empat sokoguru di atas lantai yang lebih tinggi, dan 12 tiang pendukung di permukaan lantai yang lebih rendah. Atap dari materi genteng, pada puncaknya terdapat mamolo. Bangunan ini berfungsi sebagai kawasan seba atau kawasan yang menghadap para pembesar desa atau kampung yang diterima oleh Demang atau Wedana.

-Bangunan Pangrawit

 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon


Berada di kiri depan kompleks menghadap arah Utara. Bangunan ini berukuran 8 x 8 m, berantai tegel. Bangunan ini terbuka tanpa dinding. Tiang-tiang yang berjumlah 16 buah.Bangunan ini memiliki pagar terali besi. Nama Pancaniti berasal dari panca berarti jalan, dan niti yang berarti mata atau raja atau atasan. Bangunan ini berfungsi sebagai kawasan perwira melatih prajurit, kawasan istirahat, dan juga sebagai kawasan pengadilan.

-Bangsal Pringgondani

 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon




Bangsal Pringgandani tempat dimana Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon mendapatkan pisowanan para Adipati, dengan ornamen keramik pada dinding di latar belakang.


-Gajah Nguling



 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon
Gajah Nguling, yaitu semacam koridor terbuka yang menghubungkan bangsal Jinem Pangrawit dengan bangsal Pringgondani, terdapat enam buah tiang yang berbentuk lingkaran sama ibarat tiang yang terdapat di bangsal Jinem Pangrawit. Yang menarik, seluruh tiang tersebut digunakan untuk menyangga konstruksi atap dari kayu bergaya arsitektur Jawa. Sehingga jadinya kurang cocok sebab tiang-tiangnya terlalu kokoh dan jadinya berat.


-Lawang Sanga (Pintu Sembilan)




 Ia  merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra penyebaran Islam di Jawa  Barat Rumah Kesepuhan Cirebon


Berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran.Masing-masing dari ketiga sisinya memiliki tiga lengkungan yang berangkai. Bangunan tersebut letaknya di luar kompleks keraton, bercampur dengan rumah-rumah penduduk. Sehingga kesan kemegahan dan keindahan bangunan tersebut sirna.

Lihat Juga : Pelengkung Septimus


Selain itu semua masih banyak nilai arsitektur yang unik terdapat pada rumah kesepuhan cirebon yang tidak mampu saya sebutkan semua.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel