15 Pejuang Pertamina: Berdiri Sekolah Sampai Penggagas Lingkungan
Jakarta - Nama mereka dapat jadi kurang dikenal khalayak. Namun siapa sangka, bila sosok-sosok ini berkontribusi besar pada lingkungan sekitarnya. Suraidah salah satunya. Sosok perempuan berusia 64 tahun ini dengan susah payah merintis pembangunan sekolah di tapal batas antara Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.
Berkat perjuangannya, bawah umur TKI yang tak dapat menikmati pendidikan formal di perkebunan Malaysia dapat mengenyam dingklik sekolah. Dia membangun sekolah dari play group sampai sekolah dasar untuk bawah umur pekerja migran Indonesia dengan pemberian PT Pertamina EP Field Tarakan. Sekolah yang dirintisnya itu, ketika ini sudah mempunyai 174 siswa, kebanyakan bawah umur TKI.
Suraidah merupakan satu dari 15 orang pejuang yang dapat mendorong kemajuan di banyak sekali bidang untuk masyarakat sekitarnya. Perjuangan tanpa kenal lelah mereka diapresiasi PT Pertamina (Persero) dalam Pertamina Award 2017 yang bertepatan dengan hari ulang tahun BUMN energi tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, menyampaikan penghargaan itu ditujukan bagi para pejuang masyarakat lokal yang berjasa dalam menggerakkan masyarakat di sekitar dan dapat menjadi role model.
Mereka yaitu individu yang menjadi kawan Pertamina yang turut serta mendorong masyarakat berdikari dalam mendorong kemajuan di bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan, ekonomi. Menurutnya, penghargaan diberikan untuk memotivasi para pejuang masyarakat lokal atau local pahlawan biar dapat melahirkan pejuang-pejuang gres di lingkungannya.
"Sosok pejuang ini juga menjadi kawan binaan Pertamina dalam kegiatan kemasyarakatan di seluruh Indonesia sesuai dengan 4 Pilar CSR Pertamina: Pertamina Hijau, Pertamina Cerdas, Pertamina Sehat, Pertamina Berdikari serta Mitra Binaan," kata Adiatma di sela-sela Malam Anugerah Pertamina Awards, Rabu (13/12/2017).
Untuk tahun 2017 ini, sosok pejuang lokal diikuti oleh 25 nominasi dari Unit Operasi (Refinery Unit dan Marketing Operation Region), serta Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adiatma menjelaskan, Pertamina Awards 2017 juga melalui proses penjurian. Beberapa tahapan seleksi calon peserta dilakukan secara objektif dan transparan dengan melibatkan juri dari banyak sekali kompetensi yakni Danang Arif Darmawan dari Program Studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK UGM), Chamdan Purwoko (Bisnis Indonesia), Joedo Hanitianto (UMKM UGM), dan Agus Mashud (VP CSR & SMEPP Pertamina).
Dalam memilih pemenang, kriteria penilian juri dititikberatkan pada bantuan para pejuang masyarakat lokal dalam mengatasi duduk perkara sosial, pemberdayaan masyarakat, serta penanganan efek sosial.
"Kendati calon peserta penghargaan yaitu kawan dan masyarakat yang telah berkontribusi eksklusif pada aktivitas pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan, evaluasi awards ini dilakukan secara profesional yang diusulkan dari banyak sekali lini bisnis perusahaan dan melalui penjurian yang ketat," ungkap Adiatma.
Adapun pemenang dari 5 kategori local heroes yakni, Kategori Sehat diraih oleh Juju Soleha yang dengan tekun menyebarkan aktivitas Sehat Dan Mandiri Berkat Toga. Kategori Cerdas diberikan kepada Suraidah yang tanpa lelah mendidik anak umur sekolah melalui Program Sekolah Tapal Batas.
Sementara Kategori Berdikari diterima oleh Usup Supriatna melalui Program Adhibakti Mina Bahari, Adhikarya Pangan Nusantara, Petani Tambak Air Pauay Rumput Laut Berprestasi. Kategori Hijau diberikan kepada Joko Guntoro yang dalam beberapa tahun terakhir bersama komunitasnya berjuang Menyelamatkan Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) Warisan Alam Dari Barat Nusantara, serta Kategori Mitra Binaan diberikan kepada Watni yang melaksanakan kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis GMP.
Berikut daftar pemenang Pertamina Awards 2017 dari seluruh kategori:
Kategori Sehat
1. Juju Soleha dengan tema Sehat Dan Mandiri Berkat Toga (Binaan PEP Field Ramba)
2. Kusdianto dengan tema Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (PEP Field Tambun)
3. Siti Nurlaila dengan tema Meningkatkan Pengawasan Terapi Pengobatan Serta Pemberian Pmt Lokal Pasien Tb Paru Untuk Mencegah Terjadinya Mangkir/Putus (RU VII Kasim)
Kategori Cerdas
1. Suraidah dengan tema Program Sekolah Tapal Batas (PEP Field Tarakan)
2. Ali Tinendung dengan tema Menjembatani Pendidikan Anak Negeri (PEP Field Rantau)
3. Firnawati Labihi dengan tema Gerakan Ayo Menabung (PHE)
Kategori Berdikari
1. Usup Supriatna dengan tema Adhibakti Mina Bahari, Adhikarya Pangan Nusantara, Petani Tambak Air Pauay Rumput Laut Berprestasi (PEP Field Tambun)
2. Toto Miftahussalam dengan tema Zero Waste Mushroom Applicated (RU VI Balongan)
3. Zainuri dengan tema Tani Ternak Terpadu Daya Karya Mandiri Sangasanga Dan Inovasi Pupuk Cair Organik Untuk Revitalisasi Lahan Kritis Pasca Tambang Batu Bara (PEP Field Sangasanga)
Kategori Hijau
1. Joko Guntoro dengan tema Menyelamat Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) Warisan Alam Dari Barat Nusantara (PEP Field Rantau)
2. Surya dengan tema Penggagas Bank Sampah Serbaguna Dari Desa Karanganyar (PEP Field Jatibarang)
3. Sutomo dengan tema 1. Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat Melalui Hippam Qurnia Di Desa Duoda Pengelolahan Limbah Bongol Pisang Sebagai Olahan Makanan, 2. Pemanfaatan Perkarangan Dan Lingkungan Di Desa Doudo Melalui Program Doudo Berhias Untuk Mewujudkan Edu Green Village, 3. Pengembangan Bank Sampah Harapan Dengan Sistem Syariah Di Desa Doudo (PEP Field Poeleng)
Kategori Mitra Binaan
1. Watni dengan tema Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis Gmp (PHE)
2. Wahyu Kusumo Hadi dengan tema Produksi Craft Dari Bahan Akar Kayu Jati (MOR V Surabaya)
3. Ico dengan tema Gerai Amanah Makanan Olahan Oleh-Oleh Jambi (MOR II Palembang) Sumber detik.com