Ct Bicara Soal Bahaya Pekerja Digantikan Robot

Chairul Tanjung/Foto: Ardan Adhi CandraChairul Tanjung/Foto: Ardan Adhi Candra

Jakarta - Perkembangan teknologi digital perlahan menggantikan tugas manusia. Beberapa pekerjaan ke depan diperkirakan pun tak lagi membutuhkan tenaga insan dan sanggup digantikan mesin atau robot.

Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyampaikan perkembangan teknologi tersebut sanggup menghilangkan 5 juta pekerjaan hingga 2020 dan menimbulkan pengangguran.

"Jutaan pekerjaan akan hilang. Hitungan pertama 2015 hingga 2020 sebab proses disruption economic tidak kurang dari 5 juta pekerjaan nett akan hilang sebab perubahan ini," kata laki-laki yang dekat disapa CT dalam peluncuran buku ADB di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).

Perkembangan teknologi ini yang juga menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah semoga jumlah pengangguran ke depan tak bertambah sebab teknologi. "Ini PR yang luar biasa. Perkantoran dan manajemen paling besar sebab diganti otomasi,"ujar CT.

Otomatisasi di beberapa pekerjaan dilakukan sebab perkembangan teknologi semakin terjangkau dibandingkan dengan membayar upah karyawan yang setiap tahun mengalami kenaikan.

"10 tahun dari kini nanti sudah Rp 10 juta dan berubah menjadi arah Rp 15 juta. Teknologi makin murah SDM makin mahal, apa nggak semua pabrik akan mengubah orangnya menjadi robot," tutur CT.

CT menambahkan, jikalau tidak diberi perhatian khusus, perkembangan teknologi ini akan memperlihatkan efek yang lebih besar lagi, khususnya bagi angkatan kerja.

"Makanya saya bilang di awal akan lebih banyak yang kalah dibandingkan yang menang. Akan terjadi konsentrasi ekonomi di tangan orang-orang tertentu yang menang," kata CT.

Kolonialisme Baru

CT juga memberikan terkait bahaya kolonialisme masa baru. Aliran modal gila yang ramai masuk ke para startup dan perusahaan Indonesia lainnya. Masuknya modal gila menggerus kepemilikan saham lokal dalam sebuah perusahaan.

"Lihat Go-Jek siapa investornya, berapa persen punya orang Indonesia? Hampir nggak ada. Nah jadi ini akan, jadi nanti jangan hingga kolonialisme gres dalam ekonomi Indonesia. Harus jadi perhatian untuk kita semua dan nanti banyak perusahaan lokal hilang market share dan mati," kata CT.

Komoditas yang paling berharga ketika ini tak lagi minyak bumi dan kerikil bara yang merupakan sumber daya alam (SDA). Seiring perkembangan teknologi, data menjadi harta yang paling bernilai ketika ini.

Perusahaan rela memperabukan uang alias modal mereka. Data yang berhasil didapatkan lalu dipakai untuk melaksanakan aneka macam penawaran menarik yang tertuju pribadi ke konsumen.

"Mereka untuk mengambil data ini burning the money. Makanya cuma ada satu pemain yang unggul sebab winner takes all," ujar CT.

PR besar lainnya yang perlu diselesaikan yakni kualitas sumber daya insan (SDM). CT menilai perlu dilakukan perubahan kurikulum di sekolah yang nantinya mencakup inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan.

"Kalau bicara SDM, bicara sistem pendidikan perlu mengedepankan inovasi, creativity dan entrepreneurship. Change the curriculum dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi tinggi. Pastikan anak dibentuk untuk ready to innovate, ready to innovative ready to entrepreneurship balasannya 20 tahun yang akan datang," ujar CT.
Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel