5 Resep Rumah Tangga Bahagia Harmonis Lahir Batin
Microgist. Membahas masalah rumah tangga tidak akan pernah ada habisnya. Selama masih ada bahtera rumah tangga yang berlayar , selama itu pula gelombang masalah rumah tangga mengiringinya.
Tidak masalah seberapa besar masalah , yang penting bahteranya kokoh. Tidak peduli seberapa tinggi gelombang , asalkan bahteranya dapat memecah amuk badai.
Kitalah yang memegang kendali. Kita pula yang mengendalikan kemudi. Ke mana bahtera itu akan diarahkan , semuanya tergantung pada kemauan sang pengendali.
Perlakukan ia dengan penuh penghargaan. Penuhi hari-harimu dengan penghormatan. Baik saat meminta , memerintahkannya , dan dalam segala hal.
Ketika ia mencicipi penghormatan dirimu , jiwanya balik menghormati dirimu. Itu ialah hukum pasti di alam semesta ini.
Memperlakukannya dengan baik ialah memanggilnya dengan panggilan sayang. Selipkan romantisme pada tutur kata.
Atau , membiarkannya sesekali menumpahkan sisa-sisa kemanjaannya: biarkan ia duduk bersandar di dadamu , atau menopang dagunya di pundakmu , atau menyandarkan pipinya ke pipimu.
Dan biarkan ia "memamerkan" kepada orang lain betapa tingginya kedudukannya di sisimu.
Tutur kata yang baik tidak harus dengan pujian. Ia dapat berupa renyainya canda tawa , marah dengan greget yang terkendali , atau ucapan lapang dada atas suatu hal.
Sedangkan untuk kebanggaan , ia hanya akan menjadi berkesan kalau lahir dari ketulusan. Mengumbar kebanggaan dapat mengeringkan kata-katamu , ia dapat kehilangan dogma kalau sering mendengar kebanggaan "bohong" dari lisanmu.
Qonaah ialah saat dirimu merasa cukup bahkan puas dengan segala anugerah dari-Nya. Ia ialah gudang kekayaan yang tak pernah habis.
Jika rumah tangga dilandasi qonaah , maka hujan ketentraman akan selalu bergemarai dalam kehidupanmu. Suami merasa nyaman dalam bekerja. Bahkan ia tambah semangat dalam mencari harta.
Sebaliknya kalau istri tidak qonaah , kehidupan rumah tangga pasti terasa gersang. Berapapun besarnya pemasukan , senantiasa merasa kekurangan.
Akibatnya sang suami dilanda kegelisahan. Produktivitas kerjanya menurun. Dan selalu ia mendapatkan masalah dalam hal ini. Bahkan tidak jarang suami mengalami demotivasi.
Ia tidak lagi berangasan karena merasa betapapun kerasnya bekerja , semua itu sama sekali tidak artinya di hadapan sang istri.
Tidak sedikit yang mengharapkan rumah tanggan bahagia namun seringkali mengeluhkan sesuatu kepada pasangannya.
Misalnya seorang istri yang mengeluhkan kondisi finansial. Memang tampaknya sepele. Tapi keluhan-keluhan tersebut membuat suami merasa sendirian menghadapi masalahnya.
Justru seorang istri semestinya berperan sebagai orang pertama yang mendukungnya menghadapi masalah tersebut. Dengan adanya penerimaan seorang istri atas kondisi finansial , itu saja sudah cukup meneduhkan hati suami.
Impaknya sangat besar. Karena santunan itu membuatnya berangasan mengalahkan tantangannya.
Begitu pula sebaliknya , saat seorang istri memiliki suatu kekurangan. Suami mestinya mendapatkan , kemudian mengarahkannya menjadi orang yang lebih baik.
Jika ia dianggap belum tepat di hadapan suami , maka peran suami itu ialah menyempurnakannya. Bukan dengan mengeluhkan. Bukan dengan merendahkan. Tetapi tidak mau mendidiknya penuh kelembutan. Bukan begitu.
Akan tetapi dari waktu ke waktu tidak berdaya menghadapi masalah rumah tangganya. Berbagai cara telah ditempuh. Berbagai upaya telah dilakukan. Hasilnya nihil.
Maka saat beban itu semakin berat , energi semakin terkuras , segenap upaya tiada berhasil , tidak ada daerah untuk menyelesaikannya kecuali dengan datang kepada-Nya.
Tumpahkan segala beban derita. Ungkapkan dengan segala kerendahan. Akui bahwa Anda tidak memiliki kekuatan sedikitpun.
Hanya pertolongan-Nya yang bisa menyelesaikan semua masalah itu. Hanya kekuatan-Nya yang sanggup mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
Anda dapat mencicipi getar-getar rahmat-Nya seandainya selalu membangun kekerabatan dengan Sang Pencipta.
Demikian sedikit pengetahuan dalam tajuk resep membina rumah tangga bahagia.
Tidak masalah seberapa besar masalah , yang penting bahteranya kokoh. Tidak peduli seberapa tinggi gelombang , asalkan bahteranya dapat memecah amuk badai.
Kitalah yang memegang kendali. Kita pula yang mengendalikan kemudi. Ke mana bahtera itu akan diarahkan , semuanya tergantung pada kemauan sang pengendali.
1. Memperlakukannya Dengan Baik
Ingat , jangan pernah berhenti menghormati pasanganmu. Rumah tangga bahagia dan harmonis mewajibkan kehadiran penghargaan.Perlakukan ia dengan penuh penghargaan. Penuhi hari-harimu dengan penghormatan. Baik saat meminta , memerintahkannya , dan dalam segala hal.
Ketika ia mencicipi penghormatan dirimu , jiwanya balik menghormati dirimu. Itu ialah hukum pasti di alam semesta ini.
Memperlakukannya dengan baik ialah memanggilnya dengan panggilan sayang. Selipkan romantisme pada tutur kata.
Atau , membiarkannya sesekali menumpahkan sisa-sisa kemanjaannya: biarkan ia duduk bersandar di dadamu , atau menopang dagunya di pundakmu , atau menyandarkan pipinya ke pipimu.
Dan biarkan ia "memamerkan" kepada orang lain betapa tingginya kedudukannya di sisimu.
2. Tutur Kata Yang Baik
Betapa banyak petuah modern yang menyarankan semoga pasangan saling memuji. Memberikan kebanggaan tampak sebagai senjata dalam suatu kekerabatan , baik keluarga maupun bisnis.Tutur kata yang baik tidak harus dengan pujian. Ia dapat berupa renyainya canda tawa , marah dengan greget yang terkendali , atau ucapan lapang dada atas suatu hal.
Sedangkan untuk kebanggaan , ia hanya akan menjadi berkesan kalau lahir dari ketulusan. Mengumbar kebanggaan dapat mengeringkan kata-katamu , ia dapat kehilangan dogma kalau sering mendengar kebanggaan "bohong" dari lisanmu.
3. Nikmati Kebersamaan Dengan Jiwa Yang Kaya
Dua hal yang paling sering merusak rumah tangga bahagia ialah kurangnya cinta dan harta. Untuk yang kedua , yaitu harta , maka tidak ada jalan lain untuk menyelesaikannya kecuali dengan qonaah.Qonaah ialah saat dirimu merasa cukup bahkan puas dengan segala anugerah dari-Nya. Ia ialah gudang kekayaan yang tak pernah habis.
Jika rumah tangga dilandasi qonaah , maka hujan ketentraman akan selalu bergemarai dalam kehidupanmu. Suami merasa nyaman dalam bekerja. Bahkan ia tambah semangat dalam mencari harta.
Sebaliknya kalau istri tidak qonaah , kehidupan rumah tangga pasti terasa gersang. Berapapun besarnya pemasukan , senantiasa merasa kekurangan.
Akibatnya sang suami dilanda kegelisahan. Produktivitas kerjanya menurun. Dan selalu ia mendapatkan masalah dalam hal ini. Bahkan tidak jarang suami mengalami demotivasi.
Ia tidak lagi berangasan karena merasa betapapun kerasnya bekerja , semua itu sama sekali tidak artinya di hadapan sang istri.
4. Jadilah Sahabat Dalam Menghadapi Suatu Permasalahan
Keretakan rumah tangga bisa disebabkan karena kurangnya persahabatan. Yang saya maksud persahabatan ialah ketulusan menemaninya dalam menghadapi suatu persoalan.Tidak sedikit yang mengharapkan rumah tanggan bahagia namun seringkali mengeluhkan sesuatu kepada pasangannya.
Misalnya seorang istri yang mengeluhkan kondisi finansial. Memang tampaknya sepele. Tapi keluhan-keluhan tersebut membuat suami merasa sendirian menghadapi masalahnya.
Justru seorang istri semestinya berperan sebagai orang pertama yang mendukungnya menghadapi masalah tersebut. Dengan adanya penerimaan seorang istri atas kondisi finansial , itu saja sudah cukup meneduhkan hati suami.
Impaknya sangat besar. Karena santunan itu membuatnya berangasan mengalahkan tantangannya.
Begitu pula sebaliknya , saat seorang istri memiliki suatu kekurangan. Suami mestinya mendapatkan , kemudian mengarahkannya menjadi orang yang lebih baik.
Jika ia dianggap belum tepat di hadapan suami , maka peran suami itu ialah menyempurnakannya. Bukan dengan mengeluhkan. Bukan dengan merendahkan. Tetapi tidak mau mendidiknya penuh kelembutan. Bukan begitu.
5. Tumpahkan Beban Kepada-Nya
Mungkin Anda selama ini merasa sanggup menuntaskan aneka macam masalah. Bisa jadi karena Anda merasa sebagai orang yang berpendidikan , memiliki banyak ilmu , berwawasan luas , dan semacamnya.Akan tetapi dari waktu ke waktu tidak berdaya menghadapi masalah rumah tangganya. Berbagai cara telah ditempuh. Berbagai upaya telah dilakukan. Hasilnya nihil.
Maka saat beban itu semakin berat , energi semakin terkuras , segenap upaya tiada berhasil , tidak ada daerah untuk menyelesaikannya kecuali dengan datang kepada-Nya.
Tumpahkan segala beban derita. Ungkapkan dengan segala kerendahan. Akui bahwa Anda tidak memiliki kekuatan sedikitpun.
Hanya pertolongan-Nya yang bisa menyelesaikan semua masalah itu. Hanya kekuatan-Nya yang sanggup mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
Anda dapat mencicipi getar-getar rahmat-Nya seandainya selalu membangun kekerabatan dengan Sang Pencipta.
Demikian sedikit pengetahuan dalam tajuk resep membina rumah tangga bahagia.