Menghuni Rumah Milik Orang Lain
Sering kita melihat adanya rumah-rumah yang disewakan di sekitar daerah tinggal kita. Lantas, apakah diperbolehkan seseorang menghuni rumah yang bukan miliknya?
Rumah yang dihuni bukan oleh pemiliknya hanya sah bila memenuhi syarat-syarat penghunian sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Prinsipnya ialah rumah boleh dihuni oleh bukan pemilik bila ada persetujuan atau izin pemilik. Rumah yang Anda miliki mampu dihuni oleh orang lain bila ada persetujuan atau izin dari Anda selaku pemilik rumah.
Penghunian tersebut mampu dilakukan, baik dengan cara sewa-menyewa maupun dengan cara bukan sewa-menyewa. Ini berarti harus ada perjanjian atau persetujuan antara Anda dengan pihak lain. Jika dilakukan dengan sewa-menyewa, makan perjanjiannya ialah perjanjian antara Anda selaku yang menyewakan dan pihak lain sebagai selaku penyewa.
Di dalam perjanjian sewa-menyewa tersebut harus dicantumkan sekurang-kurangnya ketentuan perihal hak dan kewajiban, jangka waktu sewa, dan besarnya harga sewa.
Sedangkan bila dilakukan buka sewa-menyewa, maka dalam hal ini korelasi Anda dengan pihak lain bukan korelasi antara penyewa dengan yang menyewakan, tetapi didasarkan kepada suatu persetujuan antara Anda sebagai pemilik dengan pihak lain sebagai penghuni.
Di dalam persetujuan tersebut harus dicantumkan sekurang-kurangnya ketentuan perihal hak dan kewajiban, jangka waktu huni, dan segala hal yang diperlukan kecuali yang berafiliasi dengan harga sewa.
Di dalam persetujuan tersebut harus dicantumkan sekurang-kurangnya ketentuan perihal hak dan kewajiban, jangka waktu huni, dan segala hal yang diperlukan kecuali yang berafiliasi dengan harga sewa.