Cara Mengurus Sertifikat Tanah Balik Nama dan Biayanya

Semakin senang kalau akta tanah sudah atas nama kita. 



Sertifikat tanah sangat penting. Ia yaitu bukti otentik bahwa seseorang memiliki hak atas tanah atau bangunan.

Mengurus akta tanah merupakan keharusan. Jangan hingga hak atas tanah kita melayang begitu saja. Padahal tanah tersebut benar-benar milik kita.

Setiap kali membeli tanah atau rumah perlu menyiapkan dana tambahan. Yakni dana untuk mengurus balik nama sertifikat.

Sertifikat tanah diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dibuat dua rangkap.

Satu rangkap sebagai arsip BPN dan satu rangkap dipegang oleh pemilik tanah atau bangunan.

Apa saja yang dicantumkan dalam akta tanah?


Data pemilik

Inilah yang penting. Itulah mengapa setelah membeli tanah, kita perlu balik nama. Agar data pemilik di akta benar-benar atas nama kita.


Dasar Kepemilikan

Apakah Anda mendapatkannya melalui transaksi jual beli. Ataukah mendapat hibah. Ataukah mendapatkannya melalu warisan?


Luas Tanah dan Batas-Batas

Dalam akta dicantumkan batas-batas tanah yang Anda miliki.

Jika ada bangunan yang berdiri di atasnya, akan pula dicantumkan.


Jenis-Jenis Sertifikat Tanah

Ada beberapa macam jenis akta tanah. Minimal Anda harus tahu macam-macamnya.

Apa saja sih perbedaan SHM dan HGB?

SHM

SHM yaitu Sertifikat Hak Milik. Jika tanah atau bangunan berstatus hak milik, maka itu sepenuhnya merupakan milik kita untuk selamanya.

SHM merupakan tingkat kepemilikan yang paling tinggi dan paling kuat.

Maksudnya?

Pemilik memiliki kekuasaan penuh terhadap tanah atau bangunan tanpa ada campur tangan pihak lain.

HGB – yaitu Hak Guna Bangunan. Intinya, kita hanya memiliki kewenangan untuk memiliki bangunan. Akan tetapi tanahnya milik negara.

Misalnya kios di Pasar dan apartemen. HGB memiliki masa tertentu. Misalnya 20 tahun. Setelah 20 tahun perlu adanya perpanjangan.

HGU – Hak Guna Usaha. Inipun hampir sama dengan HGB. Harus ada izin untuk jangka waktu tertentu.


Cara Mengurus atau Membuat Sertifikat Tanah

Mari kita teliti dengan seksama langkah-langkah dalam membuat akta tanah. Siapa tahu kita akan memiliki banyak properti. Termasuk tanah.

Walaupun terlihat ribet bergotong-royong mudah. Ribet alasannya yaitu kita belum terbiasa saja.



✔ Siapkan Dokumen

Dokumen yang disiapkan tergantung kepada status awal dari tanah atau bangunan.

Sebagai pertimbangan Anda, inilah beberapa dokumen yang biasanya harus disiapkan oleh orang yang ingin mengurus akta tanah.
  • Sertifikat Asli Hak Guna Bangunan (HGB), kalau statusnya HGB.
  • Foto kopi IMB (Izin Mendirikan Bangunan), kalau ada bangunan fisik di atasnya.
  • KTP dan KK
  • SPPT PBB, yakni bukti setoran pajak.
  • Surat pernyataan kepemilikan lahan.

Sedangkan kalau status awal tanah yaitu tanah girik; tanah warisan turun temurun yang belum memiliki legalitas dari BPN, siapkan juga dokumen berikut.
  • AJB (Akta Jual Beli Tanah)
  • Fotokopi KTP dan KK
  • Fotokopi Girik (biasanya dari desa, atau hanya berupa bukti setoran pajak)
  • Surat keterangan dari desa.

Itulah tahap pertama. Siapkan seluruh dokumen tersebut. Agar proses mengurus akta tanah berjalan lebih cepat.


✔ Datangi Kantor BPN

Umumnya kantor BPN berada di kota Kabupaten.

Apa saja yang dilakukan di BPN?

Kita melaksanakan pendaftaran.

Meminta formulir pendaftaran dan mengisinya. Yang isinya mengenai:


  • Identitas Diri
  • Letak, Luas, dan Penggunaan tanah yang dimohon.
  • Pernyataan bahwa tanah tidak sengketa.
  • Pernyataan tanah dikuasai secara fisik.


Membuat perjanjian dengan petugas untuk mengukur tanah.

Setelah pengukuran dilakukan, maka selesai sudah prosesnya. Anda tinggal menunggu diterbitkannya akta tanah.


✔ Tunggu Penerbitan Sertifikat

BPN menetapkan waktu kerja untuk membuat akta selama 98 hari kerja. Sekitar 3 bulan.

Akan tetapi pada kenyataannya mampu hingga 1 tahun. Cukup lama memang. Anda harus menyediakan pundi-pundi kesabaran Anda.


Alur Cara Membuat Sertifikat Tanah

Agar lebih paham,

pelajari diagram alur di bawah ini.
Gambar cara mengurus akta tanah


Cara Mengurus Sertifikat Tanah Girik

Bagaimana cara mengurus akta tanah girik? Pertanyaan ini seringkali ditanyakan pembeli tanah di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Lahan seluas 12 hektar yang diperuntukan industri, sebagian besarnya berstatus tanah girik.

Tanah girik merupakan tanah yang belum memiliki sertifikat. Ia merupakan tanah yang dikuasai dengan bukti pajak saja.

Membeli tanah girik memiliki keuntungan tersendiri. Yakni harganya masih sangat murah.

Seperti yang di katakan oleh Pak Aim Subarjat, penduduk asli sana, harga tanah hanya 300.000,-/meter.

Lalu bagaimana mengurus akta tanah girik, ditingkatkan statusnya menjadi SHM?

Inilah langkah-langkahnya.


 Mengurus Di Desa

Semenjak banyaknya orang perkotaan yang membeli tanah di Subang, mengurus tanah girik menjadi lebih mudah.

Kita perlu mendatangi pihak desa. Dan inilah beberapa hal yang harus diurus.

bagaimana cara membuat akta tanah
Minta dokumen ke kepala desa cukup menyenangkan, apalagi kepala desanya indah menyerupai di foto ini.


Surat Keterangan Bahwa Tanah Tidak Sengketa

Pihak desa biasanya sangat memahami kondisi perdesaan dengan sangat baik. Termasuk apakah suatu lahan dalam sengketa atau tidak.

Kepala Desa akan menawarkan keterangan tersebut dengan dua saksi. Umumnya RT setempat atau RW.

Jika tanah tersebut dalam sengketa, maka harus diselesaikan terlebih dahulu.

Akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi di tempat pedesaan.


Mengurus Surat Keterangan Riwayat Tanah

Pada umumnya, penduduk desa memiliki tanah yang sangat luas. Kemudian mereka menjualnya sebagian-sebagian.

Sehingga sangat perlu untuk melengkapi dokumen dengan surat keterangan riwayat tanah.

Keterangan riwayat tanah berisi keterangan kepemilikan tanah tersebut.

Misalnya:

Pada tahun 1990 tanah Girik C78 luas 2000 m2 dijual kepada Girik C 79 seluas 1000 m3.

Kita mampu melihat status terakhir dari tanah girik melalui surat keterangan riwayat tanah ini.


Surat Keterangan Penguasaan Tanah Secara Sporadik

Surat ini tentunya merupakan syarat penting dalam mengurus akta tanah girik.

Surat Keterangan Penguasaan Tanah Secara Sporadik merupakan bukti bahwa tanah tersebut dikuasai secara fisik oleh pemohon.

Surat keterangan ini mencakup tanggal kapan waktu perolehan tanah tersebut, bagaimana caranya, apakah dengan jual beli, hibah, warisan atau lainnya.

Nah,

Selesai sudah.

Saatnya untuk mengurus akta tanah ke Badan Pertanahan Nasional.


 Mengurus Di Kantor BPN

Ketika mendatangai kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), lengkapi diri Anda dengan dokumen di bawah ini:


  • Asli Girik fotokopi letter C
  • Surat Keterangan Riwayat Tanah
  • Surat Keterangan Tidak Sengketa
  • Surat Keterangan Penguasaan Tanah Secara Sporadik
  • Fotokopi KTP dan KK
  • Fotokopi SPPT PBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan)
  • Surat pernyataan sudah memasang tanda batas


Anda akan diminta untuk mengisi formulir. Proses selanjutnya yaitu membuat akad untuk pengukuran lahan.

Proses selanjutnya adalah:


  1. Pengukuran oleh pihak BPN
  2. Penerbitan surat ukur
  3. Penelitian Oleh Petugas Panitia A
  4. Pengumuman Data Yuridis Di Kelurahan dan BPN
  5. Penerbitan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan perihal Pemberian Hak Atas Tanah.


Sampai di sini, Anda harus membayar BPHT. Biaya BPHT ini tergantung pada luas tanah dan daerah.

Setelah itu tinggal dua langkah lagi, yakni:


Pendaftaran SK untuk diterbitkan Sertifkat

SK yang telah kita terima masih perlu didaftarkan guna untuk memproses penerbitan SHM.


Sertifikat Tanah dan Diambil Di BPN

Inilah final dari semua proses tersebut. Sertifikat telah jadi dan kita mengambilnya di kantor BPN.


Sebenarnya tidak serumit itu...

Untuk menaikan status tanah girik menjadi SHM

Yang perlu Anda lakukan hanyalah:

Datang ke pihak desa. “Pak, saya mau bikin SHM.”

Datang ke BPN. “Pak, saya mau bikin SHM.”

Menunggu...

Ambil sertifikatnya.


Pihak desa maupun pihak BPN pasti mengerti bahwa kita sedang mengurus akta tanah.

Itulah cara membuat atau mengurus akta tanah. Semoga mampu membantu Anda untuk lebih memahami prosedur penerbitan akta tanah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel