Fakta-Fakta Seputar Rumah Moral Bali
Siapa yang tidak mengenal Bali? Sebuah pulau yang letaknya di timur Jawa ini mempunyai sejuta keindahan alam yang mempesona. Bali menjadi sentra pariwisata di Indonesia, tidak hanya masyarakat Indonesia sendiri yang kagum dengan keindahan alam Bali namun semua warga dari segala penjuru negara juga banyak yang mengkamii ihwal indahnya alam Bali. Selain keindahan alamnya Bali juga mempunyai ragam budaya yang unik. Budaya bali juga menjadi salah satu obyek wisatawan yang berkunjung ke Bali. Dengan bermacam-macam budaya dan keunikannya tidak heran jikalau Bali banyak dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Salah satu unsur kebudayaan Bali yang tidak kalah unik yaitu rumah adab Bali.
Filosofi yang terkandung pada Rumah Adat Bali yaitu kehidupan yang dinamis dan terwujudnya keharmonisan antara aspek Pawongan, Palemahan, dan Parahyangan. Pawongan yaitu orang yang menghuni rumah, dan Palemahan maksudnya yaitu suatu keharusan terciptanya korelasi yang baik antara penghuni rumah dengan lingkungannya, sedangkan Parahyangan bekerjasama dengan sang pencipta. Oleh lantaran itu membangun rumah adab Bali harus memenuhi aspek-aspek tersebut atau yang disebut dengan Tri HitaKarana. Selain itu rumah adab bali juga dibangun dengan hukum AstaKosalaKosali yakni hukum tata letak ruangan dan bangunan dalam kitab Weda.
Filosofi yang terkandung pada Rumah Adat Bali yaitu kehidupan yang dinamis dan terwujudnya keharmonisan antara aspek Pawongan, Palemahan, dan Parahyangan. Pawongan yaitu orang yang menghuni rumah, dan Palemahan maksudnya yaitu suatu keharusan terciptanya korelasi yang baik antara penghuni rumah dengan lingkungannya, sedangkan Parahyangan bekerjasama dengan sang pencipta. Oleh lantaran itu membangun rumah adab Bali harus memenuhi aspek-aspek tersebut atau yang disebut dengan Tri HitaKarana. Selain itu rumah adab bali juga dibangun dengan hukum AstaKosalaKosali yakni hukum tata letak ruangan dan bangunan dalam kitab Weda.
Sumber gambar: www.wayantulus.com |
Secara umum Arsitektur Rumah Adat Bali biasanya banyak dihiasi oleh ukiran, peralatan, dan pewarnaan yang khas. Semua goresan yang nampak pada bangunan rumah adab Bali bertujuan untuk mempercantik tampilan rumah tersebut. Selain itu peralatan yang terdapat di rumah adab Bali juga dipakai untuk melkamikan ritual tertentu, disamping sebagai hiasan rumah.
Jika dilook dari sisi geografis, rumah adab Bali dibedakan menjadi 2 jenis yaitu rumah adab yang berada di kawasan dataran tinggi dan rumah di kawasan dataran rendah. Rumah adab Bali dataran tinggi pada umumnya mempunyai bentuk yang kecil, selian itu ventilasi rumah juga tergolong kecil, dan bentuk atapnya juga rendah. Semua bentuk bangunan tersebut mempunyai makna tersendiri yaitu untuk mejaga suhu ruangan di dalam rumah biar tetap hangat. Rumah adab dataran tinggi mempunyai halaman yang tidak terlalu luas, hal itu lantaran kontur tanah pada dataran tinggi tidak rata. Masyarakat Bali yang tinggal di dataran tinggi umumnya melkamikan ritual keagamaan di dalam rumah. Sedangkan untuk bentuk rumah adab di dataran rendah bersifat sebaliknya, bentuk rumah lebih luas, dan ventilasi udara juga berbentuk lebar. Rumah adab dataran rendah mempunyai bentuk atap yang lebih tinggi, dan juga ukuran pekarangan yang cukup luas. Rumah dataran rendah mempunyai 3 bab ruang yaitu bale daja yang berfungsi untuk tempat tidur sekaligus tempat untuk mendapatkan tamu yang sangat penting, bale dauh juga berfungsi sebagai ruang tidur dan tempat untuk mendapatkan tamu dari kalagan biasa, dan yang terakhir yaitu bale dangin yang dikhususkan untuk tempat upacara. Selain itu ada juga tempat khusus yang dipakai untuk tempat pemujaan oleh sang pemilik rumah.
Sebelum membangun sebuah rumah, masyarakat Bali harus melkamikan upacara dan ritual budaya terlebih dahulu yaitu berupa peletakan kerikil pertama yang disebut dengan istilah nasarin. Tujuan dari peletakan kerikil pertama yaitu memohon kekuatan bumi pertiwi biar nantinya rumah yang akan dibangun sanggup menjadi rumah yang kuat, kokoh, dan bertahan lama. Selain itu para pekerja atau tukang juga dilkamikan upacara yang disebut dengan prayascita yang bertujuan untuk memohon keselamatan para pekerja selama proses pembangunan rumah. ika semua ritual dan upacara sudah dilkamikan maka pembangunan rumah adab Bali sanggup dimulai. Masyarakat bali selalu melkamikan ritual dan upacara sebelum membangun rumah dan juga sesudah rumah adab tersebut jadi. Semua itu dilkamikan dengan tujuan untuk menjaga keselarasan korelasi insan dengan Tuhannya, insan dengan manusia, insan dengan lingkungannya.
Demikian ulasan singkat ihwal citra rumah Bali. Jika kau suka dengan konsep rumah bali, kau sanggup mengaplikasikannya pada rumah kamu, dan tentu saja proses pembangunannya tidak harus mengikuti ritual orang Bali, akan tetapi sesuai dengan fatwa yang kau ikuti. Salam.
Sumber http://www.desainrumahmini.com
Jika dilook dari sisi geografis, rumah adab Bali dibedakan menjadi 2 jenis yaitu rumah adab yang berada di kawasan dataran tinggi dan rumah di kawasan dataran rendah. Rumah adab Bali dataran tinggi pada umumnya mempunyai bentuk yang kecil, selian itu ventilasi rumah juga tergolong kecil, dan bentuk atapnya juga rendah. Semua bentuk bangunan tersebut mempunyai makna tersendiri yaitu untuk mejaga suhu ruangan di dalam rumah biar tetap hangat. Rumah adab dataran tinggi mempunyai halaman yang tidak terlalu luas, hal itu lantaran kontur tanah pada dataran tinggi tidak rata. Masyarakat Bali yang tinggal di dataran tinggi umumnya melkamikan ritual keagamaan di dalam rumah. Sedangkan untuk bentuk rumah adab di dataran rendah bersifat sebaliknya, bentuk rumah lebih luas, dan ventilasi udara juga berbentuk lebar. Rumah adab dataran rendah mempunyai bentuk atap yang lebih tinggi, dan juga ukuran pekarangan yang cukup luas. Rumah dataran rendah mempunyai 3 bab ruang yaitu bale daja yang berfungsi untuk tempat tidur sekaligus tempat untuk mendapatkan tamu yang sangat penting, bale dauh juga berfungsi sebagai ruang tidur dan tempat untuk mendapatkan tamu dari kalagan biasa, dan yang terakhir yaitu bale dangin yang dikhususkan untuk tempat upacara. Selain itu ada juga tempat khusus yang dipakai untuk tempat pemujaan oleh sang pemilik rumah.
Sebelum membangun sebuah rumah, masyarakat Bali harus melkamikan upacara dan ritual budaya terlebih dahulu yaitu berupa peletakan kerikil pertama yang disebut dengan istilah nasarin. Tujuan dari peletakan kerikil pertama yaitu memohon kekuatan bumi pertiwi biar nantinya rumah yang akan dibangun sanggup menjadi rumah yang kuat, kokoh, dan bertahan lama. Selain itu para pekerja atau tukang juga dilkamikan upacara yang disebut dengan prayascita yang bertujuan untuk memohon keselamatan para pekerja selama proses pembangunan rumah. ika semua ritual dan upacara sudah dilkamikan maka pembangunan rumah adab Bali sanggup dimulai. Masyarakat bali selalu melkamikan ritual dan upacara sebelum membangun rumah dan juga sesudah rumah adab tersebut jadi. Semua itu dilkamikan dengan tujuan untuk menjaga keselarasan korelasi insan dengan Tuhannya, insan dengan manusia, insan dengan lingkungannya.
Demikian ulasan singkat ihwal citra rumah Bali. Jika kau suka dengan konsep rumah bali, kau sanggup mengaplikasikannya pada rumah kamu, dan tentu saja proses pembangunannya tidak harus mengikuti ritual orang Bali, akan tetapi sesuai dengan fatwa yang kau ikuti. Salam.