Maulid Nabi Kenapa Harus Diperingati?

Jika seseorang mengaku muslim pasti mencintai Nabi Muhammad SAW. Banyak cara untuk menunjukkan kecintaan pada beliau. Baik melalui bacaan shalawat maupun yang lain. Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa memperingati hari kelahiran nabi adalah sesuatu yang berdosa. Padahal tidak ada larangan secara langsung yang menyebutkan hal itu. Hanya berdasarkan dalil yang membabi buta mereka merasa paling benar atas argumen yang mirip sampah dan tidak nyambung. Hanya menggunakan kepentingan pribadi untuk mendukung nafsu mereka atas pemikiran mereka sendiri. Hal ini tentu tidak sejalan dengan Islam yang menjadi rahmatan lil alamin (Pembawa kedamaian untuk seluruh alam).

Maulid Nabi didefinisikan sebagai kelahiran Nabi. Ada yang mengatakan bahwa kelahiran nabi adalah tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun gajah. Dinamakan tahun gajah karena pada tahun tersebut terjadi serangan pasukan gajah yang dibinasakan oleh Allah swt. Peristiwa yang besar dengan hancurnya pasukan gajah yang akan menghancurkan kota kecil di padang pasir tentunya akan menarik perhatian dunia. Dari kejadian ini, kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi penting untuk diingat. Secara valid disebutkan dan dijelaskan bahwa Nabi lahir pada hari Senin.

Maulid Nabi Pantaskah dimulyakan?

Memperingati maulid nabi memang tidak pernah diterangkan dan dijelaskan dalam hadits secara gamblang. Tetapi implementasi dari hadits sudah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad juga bersyukur atas kelahiran di muka bumi.

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)

Sepanjang hidup beliau selalu memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa dan perbuatan yang baik. Dari isyarat ini sudah jelas bahwa kelahiran Nabi Muhammad memang pantas untuk dimulyakan.

Selain itu sudah jelas disebutkan dalam firman Allah swt.

Sungguh tidak ada rahmat yang lebih mulia melebihi kemuliaan Nabi Muhammad SAW melebihi apapun yang ada di dunia.

Bagaimana cara memulyakan hari kelahiran Nabi Muhammad?

Sebenarnya tidak ada ritual khusus yang menjelaskan cara untuk memperingati dan memulyakan hari kelahiran nabi Muhammad SAW. Tetapi umumnya adalah dengan melakukan perbuatan yang baik. Baik dilakukan sendiri maupun berkumpul bersama untuk saling tolong menolong dalam perbuatan yang baik.

Lazim dilakukan di Indonesia adalah dengan membacakan riwayat hidup mulai dari silsilah dan keturunan Nabi Muhammad SAW. Biasanya hal ini dilakukan bersama sama. Atau juga ada yang melakukan dengan cara bersedekah, berpuasa dan banyak hal kebaikan dengan niat ikut berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Memperingati kelahiran Nabi Muhammad dengan diisi kegiatan yang positif adalah hal yang sangat dianjurkan. Tidak hanya pada hari kelahiran Nabi saja umat muslim seharusnya dikenalkan tentang perjuangan dan akhlak mulia Nabi Muhammad saw. Tetapi tentunya sudah menjadi hal yang umum ketika diadakan ketika momen istimewa saja.

Jadi inti peringatan Maulid Nabi Muhammad adalah mengisi dengan kegiatan positif, baik itu dilakukan sendiri maupun bersama sama dengan sahabat. Karena sepanjang hidup Nabi selalu berpuasa dan gembira atas kelahiran dirinya.

Simak Kisah Abu Lahab yang diringankan siksanya karena bergembira atas kelahiran Nabi



Dalam shahih Bukhari disebutkan bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib melihat Abu Lahab setelah meninggalnya. Abu Lahab berada di dalam api yang sangat menakutkan. Kemudian Abbas bertanya kepada Abu Lahab apa yang diterima oleh Abu Lahab.

Abu Lahab menjawab, tidak ada ketenangan dan kenikmatan setelah aku mati kecuali pada setiap hari senin aku diberi keringan karena membebaskan budakku Tsuwaibah setelah Tsuwaibah memberikan kabar kelahiran Nabi Muhammad saw kepadaku.
Berikut ini adalah teks hadisnya secara lengkap.

وَقَالَ شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ عُرْوَةُ ثُوَيْبَةُ أَعْتَقَهَا أَبُو لَهَبٍ
Syu'aib berkata; Dari Az Zuhri, bahwa telah berkata Urwah; Yang membebaskan Tsuwaibah adalah Abu Lahab. (HR Bukhari 4953)
حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ انْكِحْ أُخْتِي بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ فَقَالَ أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكِ فَقُلْتُ نَعَمْ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ذَلِكِ لَا يَحِلُّ لِي قُلْتُ فَإِنَّا نُحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ أَنْ تَنْكِحَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ قُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ لَوْ أَنَّهَا لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حَجْرِي مَا حَلَّتْ لِي إِنَّهَا لَابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ أَرْضَعَتْنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلَا تَعْرِضْنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلَا أَخَوَاتِكُنَّ قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Nafi' Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binta Abu Salamah Telah mengabarkan kepadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan Telah mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah berkata,

Wahai Rasulullah nikahilah saudaraku binti Abu Sufyan.
Maka beliau balik bertanya: Apakah suka akan hal itu?
aku menjawab, Ya.
Namun aku tidak mau ditinggal oleh Anda.
Hanya saja aku suka bila saudariku ikut serta denganku dalam kebaikan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: Sesungguhnya hal itu tidaklah halal (diperbolehkan) bagiku.
Aku berkata, Telah beredar berita, bahwa Anda ingin menikahi binti Abu Salamah. Beliau bertanya: Anak wanita Ummu Salamah? aku menjawab, Ya.

Maka beliau pun bersabda: Meskipun ia bukan anak tiriku, ia tidaklah halal bagiku. Sesungguhnya ia adalah anak saudaraku sesusuan. Tsuwaibah telah menyusuiku dan juga Abu Salamah.

Karena itu, janganlah kalian menawarkan anak-anak dan saudari-saudari kalian padaku. Urwah berkata; Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, Apa yang telah kamu dapatkan? Abu Lahab berkata.Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah. (HR Bukhari 4711)

Dari tekt hadist yang dijelaskan secara gamblang di atas tentunya tidak ada keraguan lagi bahwa ketika seseorang merasa gembira atas kelahiran Nabi Muhammad saw maka mendapatkan kebaikan. Karena Muhammad saw adalah nabi terbaik dan rahmat untuk seluruh alam. Kelahirannya sudah dinantikan. Tidak benar kalau ada orang yang menganggap memperingati hari Nabi Muhammad sebagai sesuatu yang bid'ah. Karena peringatan kelahiran itu sebenarnya tidak ada pada hari itu saja, tetapi hendaknya setiap hari seseorang harus merasa gembira atas kelahiran nabi. Dan diwujudkan dengan berbuat baik. Jadi tidak cukup dengan kegiatan sederhana seperti peringatan maulid nabi setahun sekali.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel