Apartemen di Tepi Laut Identik Eksklusif dan Harga Lebih Mahal
Jakarta - Memiliki hunian tepi laut dengan debur ombak, hembusan angin, mata yang dimanjakan oleh birunya air, mungkin jadi menjadi keinginan banyak orang. Hunian tepi laut menyerupai landed house maupun apartemen sudah menjadi tren global.
CEO Leads Property Hendra Hartono mengatakan secara prinsip dari kacamata konsumen, panorama laut merupakan hanya salah satu selera masing-masing konsumen termasuk di Indonesia.
Selain panorama laut, ada juga yang suka dengan panorama pegunungan, namun menurut Hendra di luar negeri hunian yang di tepi laut identik dengan hunian pribadi dan lebih mahal daripada yang di tengah kota.
"Di luar negeri view laut lebih mahal daripada yang menghadap ke gunung, rumah yang menghadap ke tepi laut lebih mahal daripada yang menghadap ke hutan," kata Hendra kepada detikFinance, Rabu (18/2/2015).
Hendra mencontohkan apartemen-apartemen di Hong Kong yang menghadap ke Victoria Harbour lebih mahal daripada ke sentra kota yang menghadap daratan. Bahkan harganya mampu 2-3 kali lipat daripada apartemen yang menghadap sisi lain.
"Kalau di luar negeri harga mampu 2 kali lipat menyerupai LA, Hollywood, Malibu California. Di Hong Kong, harga apartemen yang menghadap laut harganya 2-3 lipat sebab ada private beach," katanya.
Ia juga mencontohkan, hotel atau kondotel di Bali yang menghadap tepi laut sewa kamarnya akan lebih mahal daripada kamar yang hanya menghadap kolam renang atau pemandangan lainnya. Hal ini terjadi sebab undangan kamar yang menghadap laut lebih tinggi.
"Kalau menginap di hotel sea view, harganya lebih mahal US$ 50-100 per malam, semua orang ingin view-nya ke laut," kata Hendra.