Ada Holding, Komisaris Dan Direksi Antam Cs Tetap Dipilih Kementerian

Foto: Grandyos ZafnaFoto: Grandyos Zafna

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menyelesaikan pembentukan holding BUMN tambang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) akan menjadi induk holding membawahi PT Timah (Persero) Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA).

Meski demikian, pengawasan pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN tidak serta merta lepas. Pemerintah masih mempunyai saham seri A dwiwarna yang masih mempunyai wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota komisaris dan direksi.

"Seri A mengendalikan 4 hal, satu yakni penunjukan komisaris, direksi tetap dari pemerintah Kementerian BUMN. Kedua permodalan, ketiga anggaran dasar, keempat divestasi," kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).

Dengan dibentuknya holding, potensi penerimaan negara juga tidak akan berkurang. Penerimaan pajak hingga dividen akan tetap sama porsinya yang diakumulasikan di Inalum sebagai induk BUMN tambang.

"Tidak akan ada gangguan pajak, dividen oke, PNBP biasa, dividen dikonsolidasikan," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.

Harry menambahkann bergabungnya 4 BUMN di dalam holding tambang sanggup meningkatkan jumlah ekuitas BUMN tambang menjadi lebih besar lagi. Selain itu, produktivitas perusahaan tambang juga sanggup ditingkatkan dengan menjalin kolaborasi antar perusahaan holding.

"Hilirisasi ada hubungannya konsolidasi butuh dana sangat besar," tutur Harry.

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah, namun tugas negara melalui BUMN dalam pengelolaannya masih sangat kecil. Khususnya untuk komoditas bauksit, emas, nikel, batubara, dan timah, tugas BUMN dikala ini hanya berkisar 7-20% sehingga potensi untuk meningkatkan penguasaan sumber daya mineral dan batubara masih sangat besar.


"Produksi kerikil bara 4%, jadi boro-boro bicara itu. Emas very small, nikel 11%, bauksit kecil juga 15%," kata Harry.

Dalam jangka pendek, holding gres ini akan segera melaksanakan serangkaian agresi korporasi di antaranya, pembangunan pabrik smelter grade Alumina di Mempawah Kalimantan Barat dengan kapasitas hingga dengan 2 juta ton per tahun, pabrik feronikel di Buli, Halmahera Timur berkapasitas 13.500 ton per tahun, dan pembangunan PLTU di lokasi pabrik hilirisasi materi tambang hingga dengan 1.000 MW.

Dalam jangka menengah holding tambang akan terus melaksanakan akuisisi maupun eksplorasi wilayah penambangan, integrasi, dan hilirisasi hingga alhasil mempunyai kapasitas sebagai salah satu perusahaan yang tercatat dalam 500 Fortune Global Company.


Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel