Cara Mengatasi Atap yang Bocor
Musim hujan kini telah tiba. Jika di rumah terdapat atap yang bocor, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan.
Untuk mengatasi atap rumah yang bocor, kita harus mencari tahu penyebab kebocorannya terlebih dahulu. Baru setelah itu dicarikan solusi untuk mengatasi kebocoran tersebut.
Berikut 5 penyebab kebocoran atap dan cara atau solusi mengatasinya.
1. Kesalahan Konstruksi
Biasanya bocor dipengaruhi oleh kemiringan atap yang kurang tepat. Seharusnya penutup atap genteng mempunyai sudut kemiringan antara 30° sampai 40°. Bila kurang dari itu maka atap akan rawan bocor akhir curah air hujan. Selain itu, juga akan membuat genteng rawan merosot yang menyebabkan atap menjadi bocor.
Solusinya yaitu dengan membongkar total untuk menata ulang kemiringan atap. Cara yang lebih murah yaitu dengan memberi lembaran pelapis anti-bocor dari plastik atau sejenisnya pada episode bawah genteng.
Dengan lapisan ini, air masih akan mampu ditahan oleh lapisan plastik dan selanjutnya dialirkan ke bawah menuju talang. Bisa desain arsitektural rumah mengharuskan kemiringan atap dibuat lebih dari 40°, maka pilihlah genteng yang dilengkapi dengan lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng semoga tidak merosot.
2. Terlalu Banyak Talang
Sistem penyambung talang yang tidak baik atau materialnya rusak alasannya tergoda usia berpotensi mengakibatkan kebocoran pada atap. Semakin sedikit jumlah talang, maka akan semakin minim potensi kebocorannya.
3. Kesalahan Pemasangan
Pada lokasi bubungan, sambungan tepi, lisplank, dan talang, sebisa mungkin minimalkan sambungan. Pada lokasi-lokasi tersebut kalau kurang cermat pengerjaannya akan menyebabkan atap menjadi rawan bocor.
Bila terdapat titik-titik pertemuan antar-material atap, maka pastikan titik pertemuan tersebut rapat dan tidak bercelah. Celah mampu mengakibatkan kebocoran pada atap.
Bila pada episode bubungan dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga berakibat bocor ketika terkena air hujan.
Solusinya yaitu dengan memberi lapisan kedap air atau talang karet pada episode yang bocor tersebut. Pilihlah tukang yang hebat dan minta mereka semoga berhati-hati ketika melaksanakan pengerjaan pada bagian-bagian tersebut.
4. Tidak Selektif Memilih Material
Bahan-bahan pembentuk atap, misalnya PVC, tanah liat, bitumen, dan metal mempunyai abjad sendiri-sendiri. Oleh alasannya itu, pilihlah materi yang tidak mudah retak, tahan panas, dan tahan terpaan angin.
Atap yang baik yaitu atap yang mudah pemasangannya dan tidak menyisakan celah. Untuk menahan air hujan, genteng keramik yang kedap air lebih baik daripada genteng tanah liat. Hal ini kuat pada toleransi kemiringan yang dapat diaplikasikan.
Contoh material lainnya yaitu asbes dan lembaran galvanis. Asbes mungkin jauh lebih murah, tetapi daya tahan terhadap cuaca lebih kuat daripada lembaran galvanis.
5. Kerusakan Akibat Cuaca
Atap rumah sebagai episode teratas dan terluar,secara logis merupakan episode yang paling "menderita" dari perubahan cuaca. Pada ekspresi dominan kemarau terpapar panas sinar matahari dan terpapar air ketika ekspresi dominan hujan.
Kerusakan yang sering terjadi akhir cuaca ini misalnya, retak pada sambungan tepi, seng yang berkarat atau keropos, atau pudarnya warna cat pelapis pada genteng beton.
Pemeliharaan terpola setiap tahun diharapkan untuk memperpanjang usia pakai material atap. Contohnya, mengecat genteng beton dengan cat genteng atau menambahkan lapisan water proofing pada dak beton.
Untuk mengatasi atap rumah yang bocor, kita harus mencari tahu penyebab kebocorannya terlebih dahulu. Baru setelah itu dicarikan solusi untuk mengatasi kebocoran tersebut.
Berikut 5 penyebab kebocoran atap dan cara atau solusi mengatasinya.
1. Kesalahan Konstruksi
Biasanya bocor dipengaruhi oleh kemiringan atap yang kurang tepat. Seharusnya penutup atap genteng mempunyai sudut kemiringan antara 30° sampai 40°. Bila kurang dari itu maka atap akan rawan bocor akhir curah air hujan. Selain itu, juga akan membuat genteng rawan merosot yang menyebabkan atap menjadi bocor.
Solusinya yaitu dengan membongkar total untuk menata ulang kemiringan atap. Cara yang lebih murah yaitu dengan memberi lembaran pelapis anti-bocor dari plastik atau sejenisnya pada episode bawah genteng.
Dengan lapisan ini, air masih akan mampu ditahan oleh lapisan plastik dan selanjutnya dialirkan ke bawah menuju talang. Bisa desain arsitektural rumah mengharuskan kemiringan atap dibuat lebih dari 40°, maka pilihlah genteng yang dilengkapi dengan lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng semoga tidak merosot.
2. Terlalu Banyak Talang
Sistem penyambung talang yang tidak baik atau materialnya rusak alasannya tergoda usia berpotensi mengakibatkan kebocoran pada atap. Semakin sedikit jumlah talang, maka akan semakin minim potensi kebocorannya.
3. Kesalahan Pemasangan
Pada lokasi bubungan, sambungan tepi, lisplank, dan talang, sebisa mungkin minimalkan sambungan. Pada lokasi-lokasi tersebut kalau kurang cermat pengerjaannya akan menyebabkan atap menjadi rawan bocor.
Bila terdapat titik-titik pertemuan antar-material atap, maka pastikan titik pertemuan tersebut rapat dan tidak bercelah. Celah mampu mengakibatkan kebocoran pada atap.
Bila pada episode bubungan dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga berakibat bocor ketika terkena air hujan.
Solusinya yaitu dengan memberi lapisan kedap air atau talang karet pada episode yang bocor tersebut. Pilihlah tukang yang hebat dan minta mereka semoga berhati-hati ketika melaksanakan pengerjaan pada bagian-bagian tersebut.
4. Tidak Selektif Memilih Material
Bahan-bahan pembentuk atap, misalnya PVC, tanah liat, bitumen, dan metal mempunyai abjad sendiri-sendiri. Oleh alasannya itu, pilihlah materi yang tidak mudah retak, tahan panas, dan tahan terpaan angin.
Atap yang baik yaitu atap yang mudah pemasangannya dan tidak menyisakan celah. Untuk menahan air hujan, genteng keramik yang kedap air lebih baik daripada genteng tanah liat. Hal ini kuat pada toleransi kemiringan yang dapat diaplikasikan.
Contoh material lainnya yaitu asbes dan lembaran galvanis. Asbes mungkin jauh lebih murah, tetapi daya tahan terhadap cuaca lebih kuat daripada lembaran galvanis.
5. Kerusakan Akibat Cuaca
Atap rumah sebagai episode teratas dan terluar,secara logis merupakan episode yang paling "menderita" dari perubahan cuaca. Pada ekspresi dominan kemarau terpapar panas sinar matahari dan terpapar air ketika ekspresi dominan hujan.
Kerusakan yang sering terjadi akhir cuaca ini misalnya, retak pada sambungan tepi, seng yang berkarat atau keropos, atau pudarnya warna cat pelapis pada genteng beton.
Pemeliharaan terpola setiap tahun diharapkan untuk memperpanjang usia pakai material atap. Contohnya, mengecat genteng beton dengan cat genteng atau menambahkan lapisan water proofing pada dak beton.